Translate

Selasa, 19 Maret 2013

Suzy miss A dan Lee Seung Gi Tunjukkan Kemampuan Silat di Trailer 'Gu Family Book'

 
 Trailer serial terbaru Suzy miss A dan Lee Seung Gi baru saja dirilis. Yang menarik, trailer tersebut menyajikan penampilan Suzy dan Lee Seung Gi yang sangat berbeda dari biasanya. Keduanya tampak mengenakan pakaian Dinasti Joseon dan sama-sama menguasai ilmu bela diri.

Awal trailer itu mengisahkan tentang cinta terlarang sepasang kekasih. Sayangnya, tak ada keterangan jelas mengenai karakter sepasang kekasih ini. Singkat cerita, sang wanita akhirnya hamil dan harus melahirkan di tengah kondisi yang sulit.

Karena dikejar oleh sekelompok orang dan tentara keamanan, wanita ini lalu menghanyutkan bayinya ke sungai. Selanjutnya, trailer itu lalu menampilkan sosok Lee Seung Gi yang menendang dan menghajar musuh-musuhnya. Adegan lain menunjukkan Suzy yang tengah berlatih ilmu bela diri menggunakan pedang.

Serial tersebut menceritakan kisah cinta diantara separuh manusia-separuh binatang, Choi Kang Chi (Lee Seung Gi), dan instruktur bela diri Dam Yeo Wool (Suzy). "Gu Family Book" diarahkan sutradara Shin Woo Cheol yang sukses mengarahkan "Secret Garden", "A Gentleman's Dignity" dan "Lovers in Paris".

Sedangkan penulis naskahnya, Kang Eun Kyung, merupakan sineas yang berhasil menggarap "Glory Jane" ("Man of Honor") dan "Bread, Love, and Dreams". Rencananya, serial Suzy dan Seung Gi ini akan ditayangkan di stasiun MBC mulai 8 April mendatang. Bintang-bintang lain yang ikut berperan di serial ini antara lain Lee Sung Jae, Lee Yeon Hee, Choi Jin Hyuk, Jung Hye Young, Lee Yoo Bi dan Kim Hye Won.

YoonA Kunci Musim Semi Untuk ‘InStyle’

 
Dengan tibanya musim semi di Korea  dan merek fashion mengantarkan koleksi baru mereka, maka tidak ada model yang lebih baik daripada Yoona Girls 'Generation untuk membawa perhatian pada tren terbaru  musim hangat dengan citranya yang cerah dan ramah! Jadi tidak mengherankan bahwa majalah mode 'InStyle' telah meminta bantuan Yoona dalam pemodelan beberapa warna musim semi terpanas untuk edisi April mereka.
 
  
 

   
 
 Source :allkpop
 

Sabtu, 16 Maret 2013

Everland Resort, Taman Bermain Kala Malam

http://korea.panduanwisata.com/files/2013/01/2088293387_8d1b0f06d5.jpg 
 Everland adalah salah satu taman bermain yang makin elok saat malam. Dimana lampu-lampu memberikan cahayanya yang terang. Disinilah, wisata keluarga yang unik bisa menjadi pengalaman wisata yang tidak akan terlupakan. Everland bisa dkunjungi  sejak pukul 9.30 pagi hingga 10 malam.
Everland dibuka pada tahun 1976 sebagai taman keluarga pertama di Korea. Pada awal pembukaan, Everland dinamai dengan Yongin Jayeon Nongwon. Nama tersebut dianggap kurang “internasional” sehingga diubah menjadi Everland. Taman Everland ini mempunyai lebih dari 40 wahana permainan dan atraksi. Tidak hanya itu, taman safari juga ditambahkan untuk menghibur pengunjung dengan titel “Safari World”. Di bulan April 2010, bertambah satu lagi wahana safari yakni Herbivore Safari yang membuat pada pengunjung dekat dan mempunyai hubungan personal dengan jerapah, gajah dan unta. Pengunjung akan dibiarkan melihat binatang-binatang itu dari dekat.
Everland dibagi kedalam 5 bagian yakni American Adventure, Magic Land, European Adventure, Zoo Topia dan Roller Coaster. Bagitu memasuki gerbang utama Everland kita akan melihat bazaar yang didekorasi dengan meniru replika istana dari Perancis, negara-negara di Timur Tengah, Spanyol, India, dan Rusia. Tidak hanya menawan secara visual namun gaya arsitekturnya juga mengundang decak kagum para pengunjung.
Salah satu sudut yang paling disukai pengunjung adalah Carribean Bay. Zona laut buatan ini menghasilkan gelombang setinggi 2-4 meter dan merupakan tempat favorit para wisatawan untuk bersantai. Carribean Bay juga menyediakan indoor waterpark  yang berisi kolam renang anak-anak dan fasilitas spa.
Nah, saat malam, taman hiburan Everland ini menjadi lebih menyenangkan. Lampu dimana-mana. Setiap replika yang menjadi penghias taman bersinar. Pertunjukkan laser dan kembang api serta parade dimalam hari didukung dengan pencahayaan yang super mewah serta lampion berwarna warni. Singkat kata, Everland di malam hari menjadi tempat wisata yang serba gemerlap.
 
Untuk menikmatim Everland kala malam, Anda bisa membayar tiket yang disediakan sejak pukul 5 sore dengan harga 26.000 Won untuk pengunjung dewasa, 24.000 Won untuk remaja dan 22.000 Won untuk anak-anak.
Berada di Yongin, Gyeonggi-do, Everland bisa ditempuh sekitar 1 jam perjalanan dari Seoul. Naiklah Seoul subway line 2 atau jalur Sinbundang menuju Gangnam Station melalui pintu exit nomor 5 atau 10. Sesampainya disana lanjutkan perjalanan Anda dengan bus nomor 5002 menuju Everland.
Selama di Yongin, Anda bisa menginap di Windsor Castle Hotel, Goodstay Hotel River dan Goodstay Hotel Jewelry.
Gemerlapnya Korea di kala malam bisa Anda nikmat tidak hanya di Everland namun juga di beberapa tempat lainnya seperti N Seoul Tower, Dongdaemundan sungai Hangang.

Menikmati Malam di Tepian Sungai Hangang

 
 Sungai Han atau yang kerap disebut dengan Hangang river adalah sungai yang mengalir melewati Seoul dan bergabung dengan sungai Imjin hingga akhirnya bermuara ke Laut Kuning. Di sepanjang sungai Han ini setidaknya ada bermacam-macam kafe yang menjadi tempat untuk nongkrong muda mudi di Korea.
Satu yang paling populer adalah cafe yang berada di dekat jembatan Yanghwa. Kafe yang pertama  terletak di sisi barat jembatan dengan menu ala western bernama Seonyu Cafe. Sedangkan kafe yang  berada di bagian timur bernama Yanghwa Cafe dengan sajian masakan oriental.  Keduanya bisa diakses dengan menggunakan elevator dari Taman Hangang.
Bersantai di Seonyu Kafe kita akan bisa mencicipi masakan-masakan barat dan melihat dari kejauhan beberapa landmark kota seperti taman Seonyudo, jembatan Seonsan dan beberapa panorama lain. Sebaliknya, di Cafe Yanghwa  kita akan disuguhi suasana yang lebih tradisional. Dari titik ini pengunjung bisa sambil melihat National Assembly Building, jembatan Dangsan Cheolgyo dan kawasan Yeouido. Untuk mencapai dua kafe ini Anda bisa menumpang subway line 9 menuju Seonyudo dan keluar melalui pintu exit 3.
 
Keindahan malam di Sungai Han selanjutnya bisa dinimati dengan menyantap makanan di Nodeul dan Rio Cafe yang berada di kedua sisi jembatan Hangang.  Di Nodeul kita bisa mencicipi bir tradisional dan anggur. Sedangkan Rio Cafe menyediakan teh dan kopi. Kedua kafe ini memiliki desain interior yang nyaman sehingga membuat para pengunjung betah berlama-lama. Nodeul dan Rio bisa Anda kunjungi dengan menumpang subway line 4  menuju Inchon Station melalui pintu exit nomor 4.
 Anda juga bisa menghabiskan malam dengan singgah di dua kafe yang berada di dekat jembatan Dongjak. Ada Outlook Cafe Gureum dan Noeul. Karena letaknya yang cukup tinggi maka dari sudut ini kita bisa melihat jembatan Banpo dan Hangang. Dari Outlook Cafe Gureum kita bisa sambil melihat pertunjukan air mancur pelangi yang dihelat di jembatan Banpo. Sedangkan dari cafe Noeul kita bisa menyaksikan gemerlap lampu N Seoul Tower. Untuk mencapai kedua cafe itu, Anda bisa naik subway line nomor 4 menuju Donjak Station. Untuk menuju Gureum Anda harus keluar dari pintu exit 1 sedangkan untuk Noeul melalui pintu exit 2.
Nah, pilihan lain untuk menikmati malam di Hangang river adalah Rainbow Lookout Cafe yang desain interiornya  bertema sepeda. Jangan heran jika Anda akan melihat item sepeda yang beraneka ragam di kafe ini. Sajian utama Rainbow Lookout Cafe adalah koktail. Sambil menikmati koktail Anda bisa melihat pemandangan Taman Hangang dan jembatan Olympic. Untuk mencapai kafe ini Anda bisa naik subway jalur 3 menuju Sinsa Station melalui pintu exit 4.
Selama berada di Seoul dan menikmati indahnya malam di Sungai Hangang, Anda bisa menginap di Uljiro Co-op Residence, Koreana Hotel dan Somerset Palace Seoul Residence.
Keindahan malam lainnya di Korea bisa Anda nikmati di Dongdaemun, Everland dan N Seoul Tower.

Mengunjungi Kembali Naminara Republic

 
 Berbagai cara dilakukan pemerintah Korea untuk menarik wisatawan mancanegara. Salah satu terobosan yang paling unik adalah “menciptakan” Naminara Republic sebagai destinasi wisata yang memesona. Destinasi liburan yang setiap tahunnya dikunjungi 1,5 juta pelancong itu termasuk dalam wilayah provinsi Gangwon.
 Sebelumnya, kita lebih mengenal Nami Island untuk menyebut tempat yang populer karena menjadi lokasi syuting Winter Sonata ini. Pulau Nami “mendeklarasikan” kemerdekaan budayanya pada 1 Maret 2006. Walaupun negara imajiner namun untuk berkunjung ke Naminara Republic Anda harus mengunakan paspor. Mereka juga mempunyai bendera, mata uang, perangko, kartu telepon dan mempromosikan keberadaan Naminara ke dunia internasional. Unik ya!. Nah, karena menggunakan  paspor sebagai tanda masuk, maka tak heran jika hal pertama yang kita lihat sesampainya di Naminara adalah kantor imigrasi. Negara yang juga sering disebut dengan Namiseom ini membuat setiap pengunjungnya seperti sedang memasuki sebuah negara asing yang indah.
 
Naminara sebenarnya adalah pulau yang tercipta akibat genangan air lembah Han dari bendungan Cheongpyeong. Sedangkan “Nami” berasal dari nama seorang jenderal bernama Nami yang dieksekusi oleh militer karena dianggap mengkhianati pemerintahan Raja Sejo pada tahun 1455 – 1468. Sejatinya tuduhan kepada Nami itu salah karena sang jenderal tidak pernah terbukti berkhianat. Nami meninggal dunia dalam umur yang masih muda yakni 26 tahun.Pada tahun 1965, pulau seluas 480.000 meter persegi  ini dibeli oleh Min Byungdo yang pada tahun 1966 mendirikan Gyeongchun Tourism Development Inc.
Pulau yang keindahan terlihat dalam K-drama Winter Sonata ini akan memanjakan para pengunjungnya. Anda memang tidak akan menemukan gunung di Naminara, namun mata kita akan disuguhi dengan pepohonan yang  menjulang tinggi. Ranting dan dedaunnya membuat suasana di pulau ini sangat eksotis. Saat musim gugur, aneka tumbuhan ini berubah warna menjadi merah, kuning dan oranye.  Sedangkan saat musim dingin, butiran salju singgah di setiap pucuk pohon. Dramatis. Selain tumbuhan yang hidup subur, Naminara juga dihuni berbagai macam hewan. Ya, ini adalah pulau dimana flora dan fauna bisa tumbuh bersama. Selain pesona alamnya yang indah di semua musim, Naminara juga dihuni berbagai restoran dan taman yang memiliki berbagai macam tema (theme garden). Jangan lupa untuk mengunjungi salah satu sudut hutan yang sangat populer karena digunakan untuk lokasi syuting  beberapa adegan dalam Winter Sonata. Asyiknya lagi jika Anda ingin mengelilingi pulau ini, Naminara menyediakan pusat peminjaman sepeda dan mobil listrik.
 Waktu-waktu terbaik untuk berkunjung ke Naminara adalah bulan Mei, Juli, Agustus dan September. Biaya masuk untuk turis selama bulan April – November sebesar 8.000 Won, sedangkan pada rentang Desember – Maret seharga 4.000 Won.
Untuk mencapai lokasi ini, Anda bisa menumpang bus langsung menuju Namiseom melalui Insa-dong dan Jamsil dengan biaya sekitar 7.500 Won untuk sekali jalan dan 15.000 Won untuk pulang pergi. Jadwal pemberangkatan bus setiap pukul 9.30.
Selama berlibur di Namiseom Anda bisa menginap di hotel yang ada di pulau ini. Jika langsung pulang, maka sebaiknya Anda bermalam di hotel yang berada di dekat lokasi pemberangkatan bus seperti Crown Insadong Hotel, Lees Hotel dan Yims House Hotel, semua berada di Insa-dong.
Selain Naminara, pulau-pulau lain juga tak kalah indah di Korea Selatan adalah pulau Udo, Jindo dan Jeungdo.
                                                 

Bulsechul

Bulsechul 
 Cina merupakan salah satu dari empat tempat kelahiran peradaban manusia. Sebagian besar kebudayaan Cina yang berada sekarang dikatakan telah disempurnakan pada masa Dinasti Han. Oleh sebab itu, kelompok etnis utama di Cina disebut Bangsa Han dan huruf mereka disebut 'Hanja'. Dinasti Han dibangun oleh seorang pahlawan bernama Yu Bang dengan bantuan seorang ahli strategi bernama Han Shin. Han Shin dipuji pada saat itu sebagai orang tak tersaingi dan tak tertandingi dalam strategi. Istilah 'Bulsechul' yang berarti tidak mudah orang sehebatnya dilahirkan digunakan untuk menggambarkan pria luar biasa itu. Sekarang, istilah itu dipakai untuk nama grup musik tradisional Korea. 

Di Korea pada zaman ini, terdapat banyak jenis budaya dan itu memainkan peran masing-masing. Di antaranya, terutama ada kelompok musik muda yang berusaha keras untuk menghidupkan kembali popularitas musik tradisional Korea, seperti Han Shin telah berjasa untuk membangun bangsa baru pada berabad-abad lalu.

Grup musik Bulsechul terdiri atas 8 pemain alat musik, yaitu Gayageum, Geomungo, Daegeum, Haegeum, Suling, Ajaeng, instrumen perkusi, dan Gitar. Ciri khas utama dari Bulsechul adalah bahwa semua anggotanya adalah pria. Hal itu sangat jarang ditemukan di bidang musik tradisional Korea dimana musisi wanita dominan. 


Sejarah grup Bulsechul bermula dari tahun 2006 ketika semua siswa laki-laki dari Lembaga Seni Tradisional Korea di Universitas Seni Nasional Korea mengadakan konser eksperimental. Kinerja mereka memenangkan pujian dari bidangnya dan mereka mulai melakukan aktivitas musik dengan nama Bulsechul. Pada tahun berikutnya, Bulsechul berhasil meraih penghargaan Arirang dalam sebuah acara Proyek Musik abad ke-21 Korea yang disponsori oleh radio FM Gugak. 

Selanjutnya pada tahun 2008, kelompok ini memenangkan hadiah unggul di sebuh konser yang diadakan di Theater Chabgwoo Bukchon terhadap musisi Gugak muda. Setelah itu, Bulsechul menampilkan album pertamanya. Ciri khas musik Bulsechul itu adalah bahwa dapat dinikmati kaum muda di zaman modern sebagai musik kreatif, tapi itu tetap berbau tradisional. Oleh karena itu, musik mereka dinilai baik dalam pertunjukan di luar negeri seperti Amerika, Prancis, Inggris, dll.

Kebanyakan musik fusi dari musisi muda Gugak biasanya mengutamakan untuk membuat musik berdasarkan musik tradisional dan dapat dirasakan oleh orang modern. Akan tetapi, musik itu tidak berbeda dengan musik pop modern selain dimainkan dengan alat musik tradisional. Namun, Bulsechul menciptakan musik kreatifnya berdasarkan irama dari musik tradisional, seperti lagu rakyat dan musik ritual Korea serta dimainkan juga dengan alat musik tradisional. Oleh sebab itu, musik mereka dapat menjadi salah satu jawaban atas pertanyaan tentang modernisasi musik tradisional.





Source :KBS World

Baldal-mun dan Jangan-mun Gate, Landmark Kota Suwon


 Suwon adalah kota yang unik. Ia dibangun berdasarkan falsafah kuno negeri gingseng pada masa pemerintahan Raja Jeongjo (1752 – 1800). Jeongjo adalah raja ke-22 dari Dinasti Joseon (1392 – 1910). Setidaknya ada dua landmark penting di Suwon, yakni pintu gerbang  Baldal-mu dan Jangan-mun. Berlibur ke Suwon belum lengkap jika belum melihat dua bangunan ini.


Kota ini nyaris selalu disebut jika kita membicarakan sejarah Korea. Suwon merupakan satu-satunya kota yang dikelilingi benteng. Benteng tersebut sudah dibangun sejak masa kerajaan dan dipertankan hingga kini. Berbagai peninggalan sejarak kota ini bahkan jauh lebih menarik daripada hal-hal lain seperti pabrik Samsung Elektronic yang sangat besar. Suwon juga menjadi rumah bagi 14 universitas terkenal di Korea.
 
 
Dua landmark terkenal di Suwon adalah pintu gerbang Baldalmun dan Jangan-mun. Baldal-mun adalah salah satu arsitektur kuno paling representatif di Suwon. Pada wisatawan yang datang ke kota ini melalui Stasiun Suwon langsung akan melihat Baldal-mun Gate. Gerbang yang berdiri kokoh ini membelah sebuah jalan besar sehingga menyulitkan kita untuk sekedar mendekati atau menyentuh Baldal-mun.
Yang kedua, adalah Jangan-mun Gate yang menjadi pintu gerbang sebelah utara benteng Hwaseong. Ia dianggap sebagai gerbang utama karena pada masa kerajaan, raja seringkali tiba dari arah Hanyang sehingga akan masuk melewati Jangan-mun.  Bangunan tua nan kokoh ini seringkali menjadi sudut yang diabadikan para fotografer untuk menunjukkan sejarah kota Suwon di masa lalu. Sekilas, benteng ini hampir mirip dengan Nandaemun Gate yang ada di Seoul, namun dari segi ukuran Jangan-mun Gate jauh lebih besar dari Nandaemun Gate. Anda bisa mengunjungi benteng ini sejak pukul 9 pagi hingga 6 sore selama musim panas. Sedangkan saat musim dingin durasi berkunjung dibatasi hanya sampai pukul 5 sore.
                                                                          
Melihat dari dekat Jangan-mun Gate berarti  Anda harus berkunjung ke benteng Hwaseong. Untuk masuk ke benteng ini Anda harus membayar tiket sebesar 1500 Won untuk pengunjung dewasa, 1000 Won untuk remaja dan 700 Won untuk anak-anak.
Jangan-mun bisa dicapai dengan naik Seoul subway line 1 menuju Suwon Station. Sesampainya disana naiklah bus nomor 5, 7, 77-1, 82-1, 83-1, 700-2 atau 30.
Credit :panduanwisata com